Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/handle/123456789/132
Title: | Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi pada wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) | Authors: | Lidia Hastuti STIK Muhamamdiyah Pontianak |
Keywords: | Faktor risiko, KDRT, fungsi seksual | Issue Date: | Sep-2017 | Abstract: | Kekerasan dalam keluarga merujuk pada penganiayaan terhadap anak perempuan ataupun orang dewasa, juga antara suami istri, tanpa memperhatikan jenis kelamin korban ataupun pelakunya. Tindakan yang dilakukan mencakup fisik, psikologis, emosional dan seksual yang dilakukan dalam hubungan kemitraan tersebut. Mitra yang dimaksud yaitu suami atau istri, partner/pacar, bekas istri atau bekas pacar. Di perkirakan secara global menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 3 (35%) wanita di seluruh dunia telah mengalami kekerasan pasangan intim baik fisik dan/atau seksual atau kekerasan seksual non-pasangan seumur hidup mereka. Sebagian besar kekerasan ini adalah kekerasan pasangan intim. Hampir sepertiga (30%) wanita di dunia yang telah mengalami hubungan melaporkan bahwa mereka telah mengalami beberapa bentuk kekerasan fisik dan atau seksual oleh pasangan intim mereka seumur hidup mereka. Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan risiko tindak kekerasan meliputi rendahnya pendidikan, penganiayaan anak atau terpaan kekerasan dalam keluarga, penggunaan alkohol, sikap menerima kekerasan, ketidaksetaraan jender, terpapar kekerasan antara orang tua dan pelecehan selama masa kecil. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksi wanita. selain dampak-dampak lain yang terjadi pada wanita, hal senada juga menjelaskan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi pada wanita berpengaruh terhadap fungsi seksualnya, bahwa efek KDRT dapat berpengaruh pada aktifitas dan fungsin seksual wanita. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksi wanita, selain dampak-dampak lain yang terjadi pada wanita tersebut. Masalah kesehatan reproduksi wanita ini juga ditekankan oleh bahwa kekerasan yang terjadi dapat mengakibatkan disfungsi seksual. Keterkaitan kekerasan yang terjadi dengan masalah kesehatan reproduksi adalah bahwa kekerasan yang terjadi mempunyai dampak yang sangat besar pada wanita, termasuk dampak terhadap kehidupan seksualnya dalam keluarga, terutama fungsi seksual pada seorang wanita. Kekerasan menyebabkan trauma fisik, seperti gangguan pada muskuloskeletal, jaringan, trauma di genetalia dan beberapa trauma fisik lainnya. Hal ini tentunya juga akan memberikan pengaruh pada status mental/stres pasca trauma dan akan mengalami gangguan seperti kecemasan, depresi, gangguan makan yang juga berpengaruh pada kondisi somatis. Trauma fisik dapat menyebabkan noncommunicable disease (seperti penyakit pada sistem kardiovaskuler dan hipertensi) bahkan dapat menimbulkan kecacatan. Dampak pada rasa takut dan kontrol diri dapat berakibat akan mengalami keterbatasan dalam kontrol seksual dan kesehatan reproduksi, seperti keterbatasan dalam penggunaan kontrasepsi dan seks yang tidak aman. Hal ini dapat berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, HIV dan masalah ginekologi lainnya. Selain itu juga berdampak pada upaya pencarian pertolongan yang dapat di akibatkan karena kurangnya kemandirian dan kesulitan untuk mencari pelayanan kesehatan. Hal ini akan berdampak pada kesehatan maternal dan perinatal seperti kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, premature dan keguguran. Dampak terburuk pada masalah ini adalah kematian. | URI: | http://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/handle/123456789/132 |
Appears in Collections: | Karya cipta |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Formulir HKI & artikel_Seksualitas dan Kepro wanita KDRT.pdf | Dokumen artikel dan usulan lengkap HKi | 4.57 MB | Adobe PDF | View/Open |
Google ScholarTM
Check
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.